Pages

Kamis, 24 November 2016

Perbedaan Cewe Jaman Sekarang Dan Dulu


IKI JENENGE BLOGSPOT - Sangat banyak perbedaan antara wanita zaman dulu dan sekarang. Dulu, di negeri kita, kaum wanita terikat oleh tatanan etika dan moral yang kuat. Contoh, kalau ada anak wanita usia SMP belum bisa mencuci baju sendiri, belum bisa nyetrika, tidak pintar beresin rumah, tidak pintar memasak, orang tuanya (terutama ibunya) akan sangat cemas. Nah, itu sebuah contoh mudah, belum lagi masalah agama, orang tuanya bahkan tidak nyaman melakukan apapun kalau anak perempuannya belum tuntas masalah agama.

Tapi di masa sekarang, terutama setelah Reformasi 1998, terjadi transformasi kultural yang sangat ekstrem. Seruan kebebasan bukan hanya beredar di dunia politik dan informasi tetapi dalam kultur keseharian kaum wanita juga amat sangat berubah. Tata nilai dan standar etik kewanitaan (taruhlah dalam konteks keacehan) berubah sangat tajam.

Beberapa contoh yang sangat nyata bisa disebutkan.

1. Dulu kaum wanita muda merasa takut untuk keluar rumah malam-malam. Tetapi saat ini, batasan malam itu sudah tidak jelas bagi mereka. Banyak wanita sampai jam 11 malam masih berada di jalan perkotaan.

2. Dulu memakai pakaian seksi, ketat, membentuk badan, memakai rok mini, celana pendek, dll. dianggap tabu dan memalukan. Tetapi saat ini ia menjadi kebanggaan. Banyak wanita muda masa kini “stress” kalau tidak bisa berseksi-seksi ria di depan umum.

3. Dulu, dunia pelacuran itu sangat dibenci dan dijauhi sekuat tenaga. Tetapi saat ini banyak pelacur tanpa malu-malu memamerkan diri dan tubuhnya di TV, majalah, koran, arena konser, dan memamerkan suara erotik di radio, lewat lagu, dll.

4. Dulu wanita-wanita muda yang terlibat dalam pornografi sangat sedikit. Sangat kecil jumlahnya. Tetapi saat ini, jumlah mereka sangat besar. Mereka tidak malu-malu menjadi obyek media pornografi. (Biasanya, wanita-wanita demikian sudah pernah melakukan zina dengan laki-laki, siapapun dirinya. Karena sudah pernah zina, jadi “urat rasa malunya” sudah putus. Dengan terlibat pornografi, selain alasan komersil, dia juga ingin “balas dendam” kepada semua laki-laki. Siapa yang berbuat, siapa yang kena akibat?).

5. Dulu kaum wanita muda memiliki komitmen moral dalam sikap, perilaku, perkataan, cara bergaul. Mereka tidak mau melakukan hal-hal yang melanggar norma moral. Tapi saat ini, tingkah wanita sudah seperti “hidup tanpa norma” sama sekali.

Kalau dicermati dengan teliti, kaum wanita modern di Indonesia, khususnya di ACEH. termasuk kalangan Muslimahnya, memiliki 5 ciri khas. Hal itu menunjukkan karakter sesungguhnya dari kehidupan mereka. Karakter-karakter ini sangat simple, sehingga untuk memahaminya pun tidak membutuhkan proses berpikir.  

5 KARAKTER WANITA (INDONESIA) MODERN.

[1]. Kalau beribadah seperlunya saja. (Itu pun bagi yang masih ibadah). Tidak tampak adanya kesungguhan, semangat, kegairahan menapak prestasi ibadah yang tinggi, seperti umumnya ciri wanita-wanita shalihah. Mereka memang shalat, tapi umumnya hanya shalat wajib dengan semangat “asal gugur kewajiban”. Kadang shalatnya juga cepat, tidak sampai 5 menit shalat selesai.

[2]. Aktivitas utama, kalau tidak studi, ya bekerja. Bisa jadi mereka masih SMP-SMA, tetapi banyak juga yang kuliah. Kalau tidak kuliah, biasanya bekerja. Bekerja apa saja, dari yang paling besar income sampai yang remeh-remeh, dari yang paling terhormat sampai paling nista, dari yang paling formal sampai paling informal, dari ruangan yang harum dengan parfum sampai tempat-tempat kumuh dengan bau yang tak sedap. Kaum wanita modern sangat semangat berebut pekerjaan, mengambil-alih tugas dan posisi yang mestinya dipikul kaum laki-laki. Tidak jarang situasinya terbalik, sang isteri bekerja di luar, sang ayah mengasuh anak. sangat disayangkan.

[3]. Konsentrasi mengurus kecantikan dan penampilan diri. Dulu kaum wanita intens bekerja di dapur, bekerja beres-beres rumah, mengasuh bayi, memelihara tanaman, mengajar anak-anak mengaji, dll. Tetapi saat ini, konsentrasi ke arah itu sudah diambil alih kesibukan mempercantik diri dan penampilan. Caranya, membeli alat-alat kosmetik dan make up mahal, datang ke salon-salon, rutin berkunjung dan konsultasi ke dokter kulit, rajin membeli pakaian yang seksi-seksi, rajin ikut fitness, langgalan majalah wanita dan kecantikan, ikut seminar kecantikan dan pelatihan. sungguh perubahan negative yang memprihatinkan.

[4]. Sibuk dengan facebook. Ini termasuk kegiatan besar wanita modern. Seakan, mereka tidak bisa hidup (wajar), tanpa kehadiran FB. Di FB itu kaum wanita biasa mencurahkan apa saja, termasuk pernyataan-pernyataan sebagai berikut: “Oh, perut mules. Mau ke kamar mandi!” “Maaf, aku ngantuk, mau tidur.” “Laper nih, mau makan.” “Aku mau ganti baju dulu ya…” “Aduh, tadi kakiku kebentur meja. Saakiiit…” “Mau ngapain ya? Lagi gak punya duit….” Dunia FB menjadi semacam “pelipur lara” hati-hati kaum wanita modern. Masya Allah....

[5]. Galau menatap masa depan pernikahan, Hampir setiap wanita modern, di atas usia 20 tahun, merasa galau dengan pernikahan. Ada yang galaunya “baru permulaan”, ada yang resah dengan takdir Allah SWT, Mau menikah, ya sama siapa? Nanti kalo sudah menikah, bagaimana keadaannya? Kalau tidak menikah, sampai kapan? Dan aneka macam kegalauan dan kecemasan, efek dari kurangnya ilmu agama yang berimbas kurang fahamnya masalah takdir Allah.

Inilah realitas kehidupan wanita modern. Wanita kini sangat berbeda dengan wanita masa lalu. Sangat berbahagia setiap laki-laki yang menikah dengan wanita dengan tata-nilai, moralitas, dan memegang etika. Wanita era lama, dalam banyak hal, lebih baik dari wanita modern. Meskipun tentu, setiap zaman ada kondisinya, ada prestasi dan kegemilangannya sendiri-sendiri.

Ya intinya. Wahai kaum wanita, aku ingin menasehatimu dengan niatan cinta, kasih-sayang, dan penghormatan, Cobalah kalian renungi kembali hidupmu ini. Janganlah menjadi wanita “konsumen melulu”, tanpa kreasi dan sikap. Jangan menjadi wanita “ikut-ikutan melulu” tanpa memiliki kendali dan kemandirian. Jangan menjadi wanita “obyek industri”, tetapi jadilah penggerak kemajuan sesuai duniamu. Jangan menjadi “barang ekploitasi”, tetapi jadilah insan yang mulia dan berharga dalam kehidupan.

Kaum wanita… Jangan berharap orang lain akan menghargaimu; tetapi engkaulah yang bisa menghargai dirimu sendiri. Hargailah kehidupan dan kehormatanmu, agar Allah SWT menghargaimu. Amin ya Rabbal‘alamiin....

0 komentar:

Posting Komentar